Asian-Pacific Aquaculture 2024

July 2 - 5, 2024

Surabaya, Indonesia

DOMESTICATION OF SNAKEHEAD FISH, Channa striata Blkr, AS AN OPTIMIZATION EFFORT AT THE TATELU FRESHWATER AQUACULTURE CENTER

Francis Wowor¹), Ezra Wowor²)*, dan Verry Pandey³)

 

1) Funsional Pengawas Perikanan Ikan Muda di BPBAT Tatelu

2) Pembudidaya Ikan Gabus Binaan dari BPBAT Tatelu

3) Funsional Umum;Penyusun Bahan Informasi dan Publikasi di BPBAT Tatelu

email: eframanwowor@gmail.com

 



The domestication of snakehead fish is carried out as an effort to ensure that snakehead fish that are produced and sold or extracted for their albumin come from catching them in the wild, and there is great concern about their sustainability. Continuous fishing of snakehead fish in the wild results in a decline in its natural population. Apart from that, snakehead fish will become rare because the stock is decreasing, so meeting the need for consumption will not only depend on catching.

This activity was carried out at the Tatelu Freshwater Aquaculture Fisheries Center (BPBAT) Tatelu from January 2023 to December 2024. Snakehead fish caught from fish cultivator land ponds assisted by BPBAT Tatelu came from North Minahasa Regency (4 pairs) and Southeast Minahasa Regency (4 pairs) North Sulawesi Province were selected with relatively the same weight and size and then kept in a concrete pond. A total of 8 pairs were placed in 4 experimental concrete pools measuring 3X5X1.5 meters with water hyacinth plants as cover for the top of the water pool and as a place for laying snakehead fish eggs. Feeding is given at 5% of body weight/day, there are two types of feed given, namely commercial 30% protein feed which is given 2 times/every 2 days and freshwater mussels/kijing from the earthen pond at BPBAT Tatelu which is given at night day and silk worms cultivated at BPBAT Tatelu which are given in the morning. with a frequency of administration once/every 3 days. This activity uses observation, interview and documentation methods, the parameters observed include fecundity, egg fertilization hatching rate, specific growth rate and survival rate. The results of the activity showed that it produced a fecundity of 20,000 eggs, a fertilization rate of 96%, a hatching rate of 95%, a specific growth rate of 15% and a survival rate of 95%. In this activity, we succeeded in taming wild fish into cultivated fish so that they can provide added value to fish farmers because they are no longer dependent on natural stocks, which are increasingly limited in number.

Domestikasi ikan gabus dilakukan sebagai upaya kepada ikan gabus yang diproduksi dan dijualbelikan atau yang diekstrak untuk diambil albuminnya adalah berasal dari penangkapan di alam, sangat dikhawatirkan kelestariannya. Penangkapan ikan gabus di alam secara terus menerus berakibat kepada penurunan populasinya di alam. Selain itu, ikan gabus akan menjadi langka karena stoknya berkurang, sehingga pemenuhan kebutuhan untuk   konsumsi   tidak   saja   tergantung   pada   penangkapan.

Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu (BPBAT) Tatelu di  mulai  bulan  Januari 2023  sampai dengan bulan Desember 2024. Ikan gabus hasil tangkapan dari kolam tanah pembudidaya ikan binaan BPBAT Tatelu berasal dari Kabupaten Minahasa Utara (4 pasang) dan Kabupaten Minahasa Tenggara (4 pasang) Provinsi Sulawesi Utara, yang diseleksi dengan berat dan ukuran yang relatif sama selanjutnya dipelihara di dalam kolam beton. Sebanyak 8 pasangan ditempatkan pada 4 kolam beton percobaan  dengan ukuran 3X5X1,5 meter dengan tumbuhan eceng gondok sebagai tutupan atas kolam air dan sebagai tempat peletakkan telur ikan gabus. Pemberian pakan diberikan sebanyak 5 % dari  bobot  tubuh/ hari , ada dua jenis pakan yang diberikan yakni pakan komersil protein 30% yang diberikan sebanyak 2 kali/2 hari sekali dan pakan  kerang air tawar/kijing dari kolam tanah di BPBAT Tatelu yang diberikan pada malam hari dan cacing sutra hasil budidaya di BPBAT Tatelu yang diberikan pada pagi hari.  dengan  frekuensi  pemberian  sebanyak  1kali/3 hari sekali. Kegiatan ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi, parameter yang diamati antara lain fekunditas, fertilisasi  telur  hatching  rate,  laju  pertumbuhan spesifik  dan  survival  rate.  Hasil  kegiatan menunjukkan menghasilkan fekunditas 20.000 butir telur, derajat pembuahan (fertilization rate) 96%, hatching rate 95 %, laju pertumbuhan spesifik 15 % dan survival rate 95 %. Dalam kegiatan ini berhasil menjinakkan ikan liar menjadi ikan budi daya sehingga dapat memberikan nilai tambah terhadap para pembudidaya ikan karena tidak lagi tergantung pada stok alam yang jumlah makin terbatas.

Kata Kunci : Ikan gabus, Channa striata, kijing, cacing sutra, reproduksi, hatching rate