Asian-Pacific Aquaculture 2024

July 2 - 5, 2024

Surabaya, Indonesia

THE EFFECT OF FERTILIZATION MEDIA PH ON Spermatozoa FERTILIZATION PROCESS AS THE RESULTS OF SEXING ON PANGASIUS Pangasionodon hypophthalmus

  1. Freshwater Aquaculture Center of Sungai Gelam, Jambi,  Ministry of Marine Affairs and  Fisheries. 2) Brawijaya University

E-Mail: yudhoadhitomo02@gmail.com

 



Ikan patin siam (P. hypophthalmus) adalah salah satu komoditi ikan air tawar yang mem iliki nilai ekonomis penting.  pH media fertilisasi  berpengaruh terhadap proses fertilisasi dan dapat mempengaruhi  penentuan jenis kelamin (Sandra dan Norma, 2009) . Sexing spermatozoa dengan sentrifugasi gradien percoll (SDGP) dapat memisahkan spermatozoa X dan Y berdasarkan perbedaan ukuran spermatozoa  (Rustidja, 1999). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil sexing spermato zoa  X dan Y dengan metode SDGP pada ikan patin siam dan mengetahui kemampuan pH dalam mempengaruhi spermatozoa X dan Y pada proses fertilisasi . H asil penelitian pada tahap 1 berdasarkan analisis ukuran kepala sperma lapisan atas (La) berukuran lebih besar dibandingkan dengan sperma lapisan bawah  yaitu sebagai berikut:  Pada lapisan atas: Panjang (P)  = 2,59±0,19 µm, lebar (L)  =  1,62±0,11 µm  sedangkan pada lapisan bawah : (Lb) yaitu  P= 2,27±0,12 µm,  L= 1,44±0,07 µm berdasarkan hasil tersebut sperma lapisan atas diduga sebagai spermatozoa X (betina) dan lapisan bawah diduga spermatozoa Y (jantan). Nilai rata-rata konsentrasi spermatozoa pasca SDGP pada La= 7,11 ± 1,743 x 107 sel/mL dan Lb=  3,57 ± 1,075 x 107 sel/mL. Nilai rata-rata motilitas spermatozoa pada La= 61,67 ± 7,637% dan Lb= 46,67 ± 5,773%.  Nilai rata-rata viabilitas pada La= 61,04 ± 7,27% dan Lb= 55,17 ± 2,53% . Pengaruh pH terhadap d erajat fertilisasi/FR dengan sperma kontrol  y = -177,8 + 68,377x -4,234x2 , R² = 0,603  dengan perlakuan terbaik  pH 8,07 dan FR 98,27% , sedangkan pada sperma lapisan atas y = - 100,27+ 40,836x -2,568x2 ,  R² = 0,637. dengan perlakuan terbaik    pH 7,95 dan FR 62,07% dan pada sperma lapisan bawah  y = – 32,195 + 22,746x -1,4619x2 ,  R² = 0,523 dari persamaan tersebut didapatkan perlakuan terbaik pada pH 7,78 dan  FR 56,28%. Nilai derajat penetasan/HR terhadap perlakuan pH tidak memberikan perbedaan hasil yg berbeda nyata pd masing perlakuan P>0,05.  Metode SDGP pada sperma ikan patin mampu  memisahkan spermatozoa berdasarkan perbedaan ukuran pada lapisan atas dan bawah, serta menghasilkan keturun an betina pada lapisan atas 85%   dan  jantan pada lapisan bawah 68%.

Kata Kunci : Fertilisasi, Patin Siam, pH, Sexing, Spermatozoa

ABSTRACT

 Pangasius (P. hypophthalmus) is one of the freshwater commodities of an important economic value.  The  pH  on fertilization media  can influence fertilization and affect  sex determination (Sandra and Norma, 2009). Sexing with  Percoll Density Gradient Centrifugation (PDGC)  method  can separate X and Y  spermatozoa based on their size (Rustidja, 199 9). The study analyzed the results of  X and Y  spermatozoa sexing  on Pangasius using the PDGC method and specified the ability of pH in influencing X and Y  spermatozoa  in the fertilization process. The results  showed  that, at stage 1, the spermatozoa head  on  the  top layer (La) was larger tha n  that on the bottom layer. The s permatozoa head length (HL) on  the top layer  was  2.59  ± 0.19 μm with a wide length (WL) of 1.62 ± 0.11 μm. Meanwhile, o n the bottom layer, the HL  was  2.27 ± 0.12 μm with a WL of 1.44 ± 0.07 μm. Therefore, the top layer was identified as X (female) and the bottom layer  as Y (male). The average value of spermatozoa concentration after PDGC at  the top layer was 7.11 ± 1.743 x 107 cells/mL and  at  the bottom layer was 3.57 ± 1.075 x 107 cells/mL. The a verage value of motility at  the top layer was 61.67 ± 7.637% and at  the bottom layer was 46.67 ± 5.773%, and the average value of viability at the top layer was 61.04 ± 7.27% and at the bottom layer was  55.17 ± 2.53%. This study revealed that the effect of pH on the fertilization rate (FR) with Y control spermatozoa was -177.8 + 68.377 x -4.234 x2, R² = 0.603. The finding confirmed that the be st treatment for this control  was pH 8.07 and FR 98.27%. The  assessment on  Y  top layer spermatozoa resulted in of -100.27 + 40.836  x – 2.568 x2, R²  0.637. The finding showed that the best treatment  for the top layer spermatozoa was pH 7.95 and FR 62.07%. The  examination on  Y  bottom layer spermatozoa generated an equation of -32.195 + 22.746 x -1.4619 x2, R² = 0.523 .  It can be said that the best treatment  in the bottom layer was pH 7.78 and FR 56.28%. However, the hatching rate (HR) to pH treatment on each treatment did not show significant differences (P >0.05) . To sum up, the PDGC method on P angasius spermatozoa could separate  the spermatozoa  based on the top and bottom layer size.  The PDGC method  could  produce female seeds on the top layer by 85% and  male  seeds on the bottom layer by 68%.