Ikan patin siam (P. hypophthalmus) adalah salah satu komoditi ikan air tawar yang mem iliki nilai ekonomis penting. pH media fertilisasi berpengaruh terhadap proses fertilisasi dan dapat mempengaruhi penentuan jenis kelamin (Sandra dan Norma, 2009) . Sexing spermatozoa dengan sentrifugasi gradien percoll (SDGP) dapat memisahkan spermatozoa X dan Y berdasarkan perbedaan ukuran spermatozoa (Rustidja, 1999). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil sexing spermato zoa X dan Y dengan metode SDGP pada ikan patin siam dan mengetahui kemampuan pH dalam mempengaruhi spermatozoa X dan Y pada proses fertilisasi . H asil penelitian pada tahap 1 berdasarkan analisis ukuran kepala sperma lapisan atas (La) berukuran lebih besar dibandingkan dengan sperma lapisan bawah yaitu sebagai berikut: Pada lapisan atas: Panjang (P) = 2,59±0,19 µm, lebar (L) = 1,62±0,11 µm sedangkan pada lapisan bawah : (Lb) yaitu P= 2,27±0,12 µm, L= 1,44±0,07 µm berdasarkan hasil tersebut sperma lapisan atas diduga sebagai spermatozoa X (betina) dan lapisan bawah diduga spermatozoa Y (jantan). Nilai rata-rata konsentrasi spermatozoa pasca SDGP pada La= 7,11 ± 1,743 x 107 sel/mL dan Lb= 3,57 ± 1,075 x 107 sel/mL. Nilai rata-rata motilitas spermatozoa pada La= 61,67 ± 7,637% dan Lb= 46,67 ± 5,773%. Nilai rata-rata viabilitas pada La= 61,04 ± 7,27% dan Lb= 55,17 ± 2,53% . Pengaruh pH terhadap d erajat fertilisasi/FR dengan sperma kontrol y = -177,8 + 68,377x -4,234x2 , R² = 0,603 dengan perlakuan terbaik pH 8,07 dan FR 98,27% , sedangkan pada sperma lapisan atas y = - 100,27+ 40,836x -2,568x2 , R² = 0,637. dengan perlakuan terbaik pH 7,95 dan FR 62,07% dan pada sperma lapisan bawah y = – 32,195 + 22,746x -1,4619x2 , R² = 0,523 dari persamaan tersebut didapatkan perlakuan terbaik pada pH 7,78 dan FR 56,28%. Nilai derajat penetasan/HR terhadap perlakuan pH tidak memberikan perbedaan hasil yg berbeda nyata pd masing perlakuan P>0,05. Metode SDGP pada sperma ikan patin mampu memisahkan spermatozoa berdasarkan perbedaan ukuran pada lapisan atas dan bawah, serta menghasilkan keturun an betina pada lapisan atas 85% dan jantan pada lapisan bawah 68%.
Kata Kunci : Fertilisasi, Patin Siam, pH, Sexing, Spermatozoa
ABSTRACT
Pangasius (P. hypophthalmus) is one of the freshwater commodities of an important economic value. The pH on fertilization media can influence fertilization and affect sex determination (Sandra and Norma, 2009). Sexing with Percoll Density Gradient Centrifugation (PDGC) method can separate X and Y spermatozoa based on their size (Rustidja, 199 9). The study analyzed the results of X and Y spermatozoa sexing on Pangasius using the PDGC method and specified the ability of pH in influencing X and Y spermatozoa in the fertilization process. The results showed that, at stage 1, the spermatozoa head on the top layer (La) was larger tha n that on the bottom layer. The s permatozoa head length (HL) on the top layer was 2.59 ± 0.19 μm with a wide length (WL) of 1.62 ± 0.11 μm. Meanwhile, o n the bottom layer, the HL was 2.27 ± 0.12 μm with a WL of 1.44 ± 0.07 μm. Therefore, the top layer was identified as X (female) and the bottom layer as Y (male). The average value of spermatozoa concentration after PDGC at the top layer was 7.11 ± 1.743 x 107 cells/mL and at the bottom layer was 3.57 ± 1.075 x 107 cells/mL. The a verage value of motility at the top layer was 61.67 ± 7.637% and at the bottom layer was 46.67 ± 5.773%, and the average value of viability at the top layer was 61.04 ± 7.27% and at the bottom layer was 55.17 ± 2.53%. This study revealed that the effect of pH on the fertilization rate (FR) with Y control spermatozoa was -177.8 + 68.377 x -4.234 x2, R² = 0.603. The finding confirmed that the be st treatment for this control was pH 8.07 and FR 98.27%. The assessment on Y top layer spermatozoa resulted in of -100.27 + 40.836 x – 2.568 x2, R² 0.637. The finding showed that the best treatment for the top layer spermatozoa was pH 7.95 and FR 62.07%. The examination on Y bottom layer spermatozoa generated an equation of -32.195 + 22.746 x -1.4619 x2, R² = 0.523 . It can be said that the best treatment in the bottom layer was pH 7.78 and FR 56.28%. However, the hatching rate (HR) to pH treatment on each treatment did not show significant differences (P >0.05) . To sum up, the PDGC method on P angasius spermatozoa could separate the spermatozoa based on the top and bottom layer size. The PDGC method could produce female seeds on the top layer by 85% and male seeds on the bottom layer by 68%.